Jumat 06 Mar 2015 17:20 WIB

Harga Bawang Diperkirakan akan Meningkat

Pekerja memilih bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jalarta, Selasa (10/2). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja memilih bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jalarta, Selasa (10/2). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga bawang merah berpotensi mengalami kenaikan. Hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan di ikuti pula oleh kenaikan harga bahan kebutuhan pokok lainnya.

Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) pada Jumat (6/3) pagi, harga bawang di pasar Induk Kramatjati Jakarta berkisar Rp 18.000/Kg. Namun dalam hitungan jam, pada siang hari ini terpantau terdapat kenaikan yang tinggi hingga menyentuh harga Rp 25.000/Kg.

"DPP IKAPPI mencoba menghimpun informasi dari pengurus IKAPPI di beberapa daerah penghasil bawang, ternyata kami temukan harga benih bawang daun atau polong  sanggat mahal sehingga petani enggan melakukan aktifitas pertanian. Mereka nyaris tidak mendapatkan keuntungan bila menanam bawang dengan harga benih yang begitu tinggi," ujar Ketua Litbang DPP IKAPPI, Ihsan Jauhari, dalam siaran pers, Jumat (6/3).

IKAPPI meminta pemerintah lebih tanggap terhadap situasi ini. Ihsan mengatakan, jangan sampai situasi kenaikan harga bawang ini ditangani seperti penanganan kenaikan harga beras yang terkesan kagetan. "Pemerintah harusnya mampu mengantisipasi segala potensi kenaikan. Jangan hanya begerak seperti memadamkan api. Setelah ramai baru bereaksi. Pemerintah seperti selalu gagap merespon situasi," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa, pemerintahan Jokowi pernah berjanji saat kampanye akan selalu hadir ketika masyarakat menghadapi situasi sulit, tapi realita di lapangan pemerintah sepertinya tak berdaya menghadapi situasi kenaikan-kenaikan harga bahan pokok yang terjadi. "Akan menjadi masalah jika kenaikan harga sudah tidak terkendali, sehingga menyengsarakan kehidupan masyarakat dengan ekonomi tingkat bawah," ujarnya. Apalagi bila kenaikan tersebut mengakibatkan angka inflasi yang tinggi.ini akan menurunkan kesejahteraan dan daya beli masyarakat.

Menurutnya, bila koordinasi pemerintah berjalan baik, semua potensi kenaikan harga pastilah bisa ditangani sejak dini. Pemerintah juga harus segera ambil langkah "keroyokan" yang melibatkan lintas Kementrian dan instansi. "Jangan lagi menunjuk pedagang sebagai kambing hitam dari kelambanan kinerja pemerintah," ujarny. Disamping itu, IKAPPI menilai upaya menangani sumber-sumber kenaikan harga menjadi urgent untuk dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement