REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah sempat menembus angka 13 ribu terhadap dolar AS pada awal pekan ini. Pelemahan mata uang rupiah, dinilai oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebagai akibat dari sentimen negatif dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Cina. Menkeu Bambang sendiri menyebut bahwa apabila kondisi secara psikologis memaksa maka Bank Indonesia bisa melakukan intervensi pasar.
"Intervensi mungkin dilakukan kalau secara psikologis harus. Tapi intervensi oleh BI dong. Ngapain pemerintah intervensi rupiah," jelas Bambang kepada Republika, Selasa (3/3).
Bambang sendiri menambahkan, bahwa pelemahan mata uang rupiah akan berdampak pada ekspor Indonesia. Namun, di sisi lain pelemahan rupiah akan memberikan potensi investasi bagi Cina di Indonesia. Dia menyebut, investasi di bidang infrastruktur sangat mungkin dilakukan oleh Cina.
"Karena selama ini Cina hanya fokus ke trading. Tapi saat ini mereka mulai beralih ke investasi karena di Cina sendiri investasi sudah jenuh," ujarnya.