REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebijakan penyaluran raskin oleh pemerintah di 2014 atau ketika era mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut sebagai penyulut melambungnya harga beras di pasaran hari ini. Pada 2014, pemerintah memajukan penyaluran raskin untuk November-Desember ke penyaluran di Februari-Maret.
Makanya, di akhir tahun 2014 tak ada penyaluran. Pun, pemerintah tak melakukan kebijakan penyaluran raskin ke 13 dan 14 alias tidak menyalurkan raskin untuk kedua kalinya di November-Desember.
"Jadilah, kenaikan harga sekarang ini sudah saya perkirakan sejak awal," kata Mantan Kepala Bulog Sutarto Alimoeso kepada ROL pada Senin (2/3). Di samping itu, tingginya harga beras hari ini berkaitan dengan produksi beras yang turun hingga 0,9 persen pada tahun lalu.
Hal tersebut disebabkan iklim musim hujan yang mundur sehingga masa paceklik pun dipastikan panjang dan panen akan mundur. Jika biasanya Februari sudah panen, kata dia, pada awal 2015 panen akan terjadi pada akhir Maret atau awal April.
Situasi tersebut kemudian dibaca oleh para pelaku bisnis di bidang beras. "Dengan mekanisme kebijakan dan situasi barusan, mereka memprediksi akan terjadi kekurangan pasokan, makanya kemungkinan beras ditimbun dan harga pun naik," katanya.
Dalam rangkaian pemberitaan ROL sebelumnya, Kepala Bulog Sub Divre Indramayu Attar Rizal sempat mengatakan, penyaluran raskin untuk November dan Desember 2014 sudah dipercepat pada Februari dan Maret 2014 disebabkan terjadi musibah banjir di berbagai daerah.