REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas UMKM dan Perdagangan DKI Joko Kundaryo menyampaikan bahwa suplai beras Ibu Kota berkurang lebih dari 150 persen. Hal ini disebabkan karena kelangkaan beras. Tidak hanya di Jakarta, hampir semua daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Menurutnya fenomena yang sama pun terjadi di daerah lain.
"Suplai normalnya kan 2500 ton perhari. Sekarang hanya 1000 ton," tutur Joko pada Republika di Balai Kota, Senin (23/2).
Ia menyampaikan bahwa kondisi inilah yang mengakibatkan harga beras naik. Saat ini nilai jual beras medium mencapai Rp 12 ribu per Kg. Sedangkan harga beras premium bisa di atas Rp 15 ribu. Menurut Joko pemerintah tidak bisa mengendalikan harga beras premium. Harga beras dengan kualitas tinggi terbentuk sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pedagangnya.
"Petani baru akan panen bulan maret nanti. Bahkan diperkirakan akan mundur," ujar Joko.
Namun begitu sampai sekarang ia mengaku belum menemukan indikasi penimbunan. Sehingga kondisi pasar masih tetap aman. Persediaan beras DKI sendiri masih cukup untuk enam bulan ke depan. Tapi yang tersedia di bulog adalah jenis medium. Untuk menanggulangi kenaikan harga ini, Joko bertutur bahwa operasi distribusi beras akan segera dilakukan. "Kami sedang mendata jumlah kecamatan dan kelurahan, mana saja yang membutuhkan," ungkapnya.