REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masih kecil, perbankan syariah didorong untuk mulai menjadi pemain besar dengan ikut membiayai proyek pemerintah. Konsolidasi bisa dilakukan sebagai salah satu cara.
Membuka Rapat Kerja Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan untuk membangun proyek pemerintah, akan ada dorongongan agar pembiayaannya menggunakan produk syariah.
Karena modalnya masih kecil, akan dilakukan konsolidasi. Muliaman mengatakan rencana itu akan diumumkan dalam masterplan keuangan syariah oleh OJK dalam satu dua pekan ini.
''Sudah saatnya syariah tidak main yang kecil-kecil. Meski harus kerja keras, ruangnya masih terbuka,'' kata Muliaman, Selasa (18/2).
Dengan begitu, masyarakat pun bisa berpartisipasi dalam pembangunan. Sudah waktunya untuk memperbaiki Rasio Gini Indonesia melalui alternatif yang ada setelah banyak cara dan subsidi dikucurkan pemerintah tapi kondisi belum membaik.
Apalagi produk keuangan syariah terbilang lengkap, tidak hanya perbankan, tapi juga memiliki instrumen pasar modal, industri keuangan non bank, asuransi, penjaminan dan pegadaian.
Dalam pesan singkat kepada Republika, Ahad (22/2), Direktur Keuangan Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Dwi Handaya menyampaikan BSM sangat setuju dengan imbauan OJK tersebut.
Dalam hal ini, BSM menyikapinya melalui sinergi pembiayaan (sindikasi untuk porsi yang sesuai prinsip syariah) dengan Bank Mandiri untuk pembiayaan infrastuktur dan pembiayaa BUMN/Negara.
Jika selama ini fokus pertumbuhan ada di segmen ritel, maka pada 2015 ini BSM akan lebih berimbang. Sekitar 50 persen dari target pertumbuhan di 2015 ada di segmen wholesale, termasuk didalamnya untuk pembiayaan proyek negara dan infrastruktur.