Jumat 20 Feb 2015 15:49 WIB

Pemerintah Buka Keran Impor Beras

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) melayani warga yang membeli beras bulog saat digelarnya oprasi pasar beras dikawasan Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) melayani warga yang membeli beras bulog saat digelarnya oprasi pasar beras dikawasan Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan Indonesia masih perlu mengimpor beras pada tahun ini. Pasalnya, produksi beras dalam negeri  belum bisa mencukupi kebutuhan nasional. 

Sofyan mengatakan impor beras juga perlu dilakukan guna mengontrol inflasi. Apalagi,  harga beras pada Februari ini mengalami kenaikan karena kurangnya pasokan.  

"Kita harus menjaga inflasi agar tetap terkontrol. Karena beras merupakan salah satu komponen penting," kata Sofyan di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (20/2). 

Mantan Menteri BUMN tersebut mengatakan target swasembada pangan yang digaungkan pemerintah paling cepat bisa terwujud pada 2017 sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo. Sebab, kondisi infrastruktur pertanian belum mendukung terwujudnya swasembada pangan pada tahun ini. 

Dia menjelaskan, sekitar 52 persen irigasi di Indonesia mengalami kerusakan mulai dari tingkat kecil hingga besar. Perbaikan irigasi dimulai tahun ini dan sudah dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. 

"Saya tetap meyakini kita masih harus mengimpor beras. Karena kalau suplai dalam negeri, salah satu jalan adalah membuka keran impor," ujar dia. s

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement