Rabu 11 Feb 2015 14:57 WIB

Untung Rugi Skim Perbankan Syariah untuk Pembangunan Nasional

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indah Wulandari
Riawan Amin
Foto: Republika/Amin Madani
Riawan Amin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Penggunaan skim perbankan syariah untuk pembangunan nasional ternyata sudah pernah digagas. Ada beberapa untung rugi antara pemerintah dengan perbankan.

“Penggunaan skim mudharabah mutlaqah sudah  pernah dibicarakan, tapi belum banyak bank yang  menggunakannya,” ujar Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia  (Asbisindo)  Ahmad Riawan Amin, Rabu (11/2).

Dalam hal ini, perbankan syariah harus  menunjukkan ada nilai tambah atas dana itu dengan perputaran  dana yang efisien, lebih bersih, dan lain-lain.

Ia mengakui, penggunaan skim ini untuk proyek pembangunan nasional bisa  melalui dua cara. Pertama, pemerintah sebagai investor  (shohibul maal) menempatkan dana perbankan syariah untuk  membiayai proyek pembangunan.

Bisa juga perbankan syariah mencari dana dari investor  swasta, lalu digunakan untuk membiayai proyek  pembangunan pemerintah.

Dengan skim mudharabah muqayyadah, risiko ada pasar investor.  Berbeda dengan pembiayaan biasa yang risikonya ada pada bank syariah.

Meski sebenarnya pemerintah bisa saja menjalankan proyek  pembangunan tanpa pengelola dana dari perbankan, terutama  bank syariah, Riawan melihat, jika pemerintah mau menempatkan  dana untuk pembangunan di perbankan syariah, manfaat jangka  panjang bisa dirasakan kedua pihak.

Bagi perbankan syariah, mereka bisa memiliki pengalaman  mengelola dana menggunakan skim mudharabah muqayyadah.  Di sisi pemerintah, dana bisa dikelola lebih transparan dan  profesional.

''Kalau urusan dana, perbankan syariah lebih bisa dipercaya  dibanding birokrat. Sebab tata kelolanya lebih bisa  dipertanggungjawabkan,'' kata Riawan.

Di sisi pemerintah, dana bisa dikelola lebih transparan dan  profesional.

''Kalau urusan dana, perbankan syariah lebih bisa dipercaya  dibanding birokrat. Sebab tata kelolanya lebih bisa  dipertanggungjawabkan,'' kata Riawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement