Selasa 03 Feb 2015 22:21 WIB

Indonesia Jajaki Investasi Berbasis Syariah dengan Dubai

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Sudut kota Dubai, Uni Emirat Arab.
Foto: AP
Sudut kota Dubai, Uni Emirat Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus melakukan upaya untuk menggenjot upaya peningkatan ekspor menjadi 300 persen. Salah satunya yakni dengan menggarap pasar ekspor di Timur Tengah yang dinilai memiliki potensi besar.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI), Bachrul Chairi mengatakan, para pelaku usaha dari Dubai memiliki keinginan dan komitmen untuk menjalin kerjasama perdagangan dan menanamkan investasi berbasis syariah di Indonesia.

Hal ini ditandai dengan adanya pertemuan dengan delegaasi Dubai Islamic Economy dari Persatuan Emirat Arab (PEA), dan CEO Dubai Export Development Cooperation, dengan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Menurut Bachrul, tawaran kerjasama ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh dunia usaha di Tanah Air. 

"Perkembangan ekonomi syariah saat ini sangat pesat, mulai dari potensi pasar, nilai, konsumsi, dan nilai aset," ujar Bachrul, Selasa (3/1).

 

Bachrul menjelaskan, pertemuan dengan delegasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan bilateral kedua negara dalam ekonomi islam dan menjajaki hubungan bisnis jangka panjang di sektor syariah. Selain itu, Dubai juga ingin merambah sumber produk-produk halal dari Indonesia untuk agar dapat di ekspor melalui negara tersebut.

"Kami berharap kerja sama dengan Dubai ini dapat meningkatkan surplus ekspor nonmigas Indonesia ke PEA, sebelumnya kami telah membukukan angka sebesar 1,16 miliar dolar AS pada 2013," kata Bachrul.

Dubai menjadi pusat perdagangan luar negeri terbesar karena sekitar 85 persen perdagangan luar negeri PEA melalui Dubai. Selain itu, penduduk Dubai yang berjumlah sekitar 1,8 juta orang mempunyai daya beli tinggi. Negara tersebut juga menjadi jembatan penghubung perdagangan dengan negara-negara kawasan sekitarnya di Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur, Asia Tengah, dan Asia Selatan.

Sekitar 70 persen barang-barang yang di impor ke Dubai, di ekspor kembali ke negara-negara lain yang ada di kawasan sekitar. Oleh karena itu, Dubai merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk ekspor Indonesia. Bachrul mengatakan, PEA merupakan pasar potensial yang termasuk dalam target pasar strategi peningkatan ekspor selama lima tahun ke depan.

"Kerja sama dengan pihak Dubai akan membuka peluang perdagangan dan investasi yang sangat besar bagi Indonesia," ujar Bachrul.

Tren perdagangan Indonesia-PEA selama periode 2009–2013 tumbuh sebesar 23,37 persen setiap tahun. Pada 2013, nilai total perdagangan tersebut mencapai 3,4 miliar dolar AS yang terdiri dari perdagangan nonmigas mencapai 2 miliar dolar AS dan perdagangan migas sebesar 1,4 miliar dolar AS.

Sedangkan nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke PEA tercatat sebesar 1,6 miliar dolar AS, dan nilai impor produk nonmigas Indonesia dari PEA sebesar 420 juta dolar AS.

Secara kumulatif pada periode Januari–Oktober 2014, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-PEA mencapai 2,44 miliar dolar AS. Nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai sebesar 2,09 miliar dolar AS dan nilai impor nonmigas sebesar 352,65 juta dolar AS. Dengan demikian Indonesia masih mengalami surplus sebesar 1,73 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement