Senin 02 Feb 2015 05:17 WIB

Pengamat: Januari Masih Inflasi 0,2-0,3 Persen

Rep: c87/ Red: Agung Sasongko
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Inflasi pada Januari 2015 month to month (mtm) diperkirakan masih di kisaran 0,2-0,3 persen. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dua kali pada Januari dinilai tetap menyumbang penurunan inflasi.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listyanto mengatakan,bulan Januari belum akan terjadi deflasi, karena secara mtm inflasi Desember 2,46 persen sudah cukup tinggi. Kemudian, harga BBM sudah diturunkan dua kali pada 1 dan 19 Januari, namun harga kebutuhan pokok belum bisa turun seperti periode sebelum kenaikan harga BBM pada November 2014.

“Bulan Januari ini masih tetap inflasi, tapi karena harga BBM turun sehingga kemungkinan di bawah 0,5 persen, perkiraan akan 0,2-0,3 persen, memang kecil karena memang harga-harga naik sedemikian tinggi pada Desember, dibanding Januari peningkatan sedikit,” jelas Eko saat dihubungi ROL, Ahad (1/2).

Menurutnya, penurunan harga BBM tetap berdampak pada deflasi tapi tidak terlalu besar. Pada Januari, lanjutnya, kontribusi kenaikan harga BBM pada November sudah mereda. Ditambah penurunan harga BBM sehingga kontribusinya semakin ada walaupun tidak besar.

Di samping itu, tarif angkutan umum di sebagian daerah belum turun. Sehingga dampak ke masyarakat secara daya beli di sektor transportasi belum turun. Selain itu, harga-harga kebutuhan pokok masih banyak yang belum turun, salah satunya disebabkan faktor cuaca. Akibatnya distribusi terhambat dan harga barang cenderung naik.

“Apalagi kalau Januari pekan pertama masih ada potensi inflasi dari sisi liburan tahun baru, tarif angkutan umum masih belum turun dan ada arus balik, kalau ditotal selama Januari tetap ada potensi inflasi,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement