REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo, perubahan di sektor ekonomi dinilai belum signifikan. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Pusat, Raja Sapta Oktohari, mengatakan masih banyak konsep-konsep di sektor ekonomi yang belum diaplikasikan.
Okto mencontohkan, di sektor kelautan dan pemberantasan narkoba banyak aksi dan perubahan yang cukup signifikan. Artinya, hal-hal yang dulu tidak biasa dilakukan sekarang dilakukan,
“Kalau di ekonomi masih banyak kebijakan yang belum sejalan dengan program yang disampaikan presiden. Bahkan di RPJMN yang disusun masih belum menunjukkan suatu perubahan yang signifikan,” jelas Okto saat dihubungi ROL, Selasa (27/1).
Menurut dia di beberapa sektor masih kurang dan perlu diakselerasi terutama sektor industri kreatif. Apalagi menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), jika tidak diakselerasi akan berdampak pada daya saing.
Okto mengapresiasi pembentukan Badan Ekonomi Kreatif oleh pemerintah beberapa waktu lalu. Dia berharap aplikasi dari lembaga tersebut bisa meningkatkan daya saing industri kreatif di pasar global dan domestik.
“Kalau di pengusaha pemula lahir dari ekonomi kreatif. Diharapkan badan ini memberikan 14-15 sektor ekonomi kreatif tidak kehilangan induk, mestinya bisa meningkatkan kapasitas building,” imbuhnya.