Senin 12 Jan 2015 19:00 WIB

Harga Minyak Dunia Bertengger di Bawah 49 Dolar AS per Barel

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Harga minyak terus turun hingga di bawah 49 dolar AS per barel, Senin (12/1). Kontrak untuk pengiriman minyak Brent pada Februari turun 1,29 dolar AS menjadi 48,83 dolar AS per barel.

Minyak mentah Amerika Serikat untuk Februari turun 1,12 dolar AS mnejadi 47,24 dolar AS per barel. Analis di perusahaan investasi keuangan Goldman Sachs memangkas perkiraan tiga bulan mereka untuk Brent menjadi 42 dolar AS dari 80 dolar AS per barel. 

Untuk kontrak West Texas Intermediate AS menjadi 41 dolar AS per barel dari 70 dolar AS per barel. Bank memangkas perkiraan Brent 2015 menjadi 50,40 dolar AS per barel dari 83,75 dolar AS. Sedangkan minyak mentah AS menjadi 47,15 dolar AS per barel dari 73,75 dolar AS.

Dalam laporannya Goldman mengatakan, meskipun investasi minyak serpih menurun di AS, produksi akan membutuhkan waktu lama untuk mengikuti. 

"Untuk menyimpan semua modal dan membatasi investasi di minyak serpih sampai pasar seimbang kembali. Kami percaya harga harus tetap rendah lebih lama," kata analis.

November tahun lalu, OPEC memutuskan tidak akan mengurangi produksi dalam menghadapi penurunan tekanan harga

Presiden Venezuela Nicolas Maduro bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman di Riyadh pada Ahad sebagai bagian dari kunjungan diplomatik di Teluk. Mereka membahas penurunan harga minyak. 

Badan Pers Saudi melaporkan kedua pemimpin membicarakan cara meningkatkan kerja sama bilateral. Pertemuan itu juga dihadiri Menteri Perminyakan Saudi Ali Naimi dan Menteri Perminyakan Venezuela Asdrubal Chavez. 

Analis memperkirakan. Venezuela memerlukan harga minyak 110 dolar AS per barel untuk terus memenuhi kewajiban anggarannya.

Namun, Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, mengatakan tidak akan mendukung harga dengan memotong produksi. OPEC mengabaikan permintaan dari anggota OPEC yang lebih kecil, termasuk Venezuela, agar Arab Saudi bereaksi terhadap penurunan harga minyak. Pada Sabtu Iran bersumpah membantu Venezuela meredam jatuhnya harga minyak.

Menurut survei yang dilakukan Lundberg, harga rata-rata satu galon bensin di AS jatuh 27 sen dalam tiga pekan terakhir. Penurunan tersebut merupakan level terendah sejak April 2009.

Harga untuk bensin reguler turun menjadi 2,20 dolar AS per galon pada survei 9 Januari dibandingkan survei pada 19 Januari. Penurunan terbaru itu membuat harga bensin turun lebih dari 1,14 dolar AS per galon pada periode yang sama tahun lalu. 

"Pasar minyak mentah adalah kekuatan pendorong karena pasokan dan permintaan situasi yang sedang berlangsung," kata penerbit survei Trilby Lundberg, Ahad.

Minyak mentah berjangka AS terbagi sejak musim panas dalam bayang-bayang permintaan yang meningkat dan pasar yang kelebihan pasokan. Jumat pekan lalu, baik Brent dan minyak mentah AS terus turun.]

Harga tertinggi dalam wilayah survei di 48 negara bagian AS tercatat di San Francisco pada harga 2,66 dolar AS per galon. Harga terendah tercatat di Albuquerque dan New Mexico pada dengan 1,76 dolar AS per galon.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement