Ahad 04 Jan 2015 14:03 WIB

Menkop Jamin UKM tak Hadapi Kendala Saat MEA

Puspayoga
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Puspayoga

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga memastikan UKM ekspor khususnya di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya tidak menghadapi kendala berarti menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Saya ingin memastikan UKM pelaku ekspor kita tidak menghadapi kendala serius menjelang diberlakukannya MEA," kata Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga di Surakarta, Sabtu (3/1).

Pada kesempatan itu, Puspayoga berkunjung ke anggota Asosiasi Mebel dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) di Sukoharjo dan produsen batik ekspor di Manang, Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah.

Menteri ingin para pelaku UKM bisa bersaing di era MEA dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Saya ingin juga agar generasi muda kita bisa menjadi penerus, menjadi wirausaha-wirausaha ekspor yang bisa membuka kesempatan kerja bagi banyak orang," katanya.

Direktur Kharisma Rotan Mandiri yang juga anggota Asmindo Supriyadi mengatakan sampai sejauh ini tidak menghadapi kendala berarti dalam memasarkan produknya ke berbagai negara khususnya Amerika Serikat.

"Saat ini kami justru diuntungkan saat nilai tukar dolar tinggi, tapi kami lebih memilih kepastian nilai tukar tersebut. Kami berharap pemerintah bisa memberikan kepastian itu," katanya.

Perusahaannya yang beralamat di Gesingan, Gatak, Sukoharjo, Solo memiliki volume usaha 280.000 dolar AS perbulan dengan produk meliputi furniture, kerajinan tangan, dan perabotan rumah tangga yang unik.

Sementara produsen batik CV Pria Tampan di Manang Sukoharjo, Solo, Inung, mengatakan tidak menghadapi kendala berarti dalam mengekspor dan memproduksi batik printing maupun tulis.

Perusahaannya yang mempekerjakan 200 karyawan itu memproduksi 600.000 hingga 1 juta yard (1 yard setara 91,4 cm) kain batik pertahun.

"Kami saat ini ekspor ke AS, kendala yang kami hadapi hanya terbatas pada memproduksi barang agar sesuai sampel yang dipesan," katanya.

Faktor cuaca, kata dia, juga sangat mempengaruhi batik yang dihasilkan karena selama ini belum ada teknologi yang bisa memberikan penyinaran sesempurna matahari.

"Kalau mendung atau hujan terus-menerus, corak batiknya berbeda dibandingkan saat musim kemarau," katanya.

Selain itu ia juga berharap pemerintah memberikan kemudahan atau insentif bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang ekspor khususnya dalam hal pengurusan dokumen dan perizinan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement