REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perekonomian dunia memasuki 2015 sudah di persimpangan jalan. Salah satu "lagu" yang terdengar adalah pemulihan ekonomi dunia sejak krisis keuangan meletus pada 2007.
Harga minyak yang turun hingga ke level terendah mendorong belanja konsumen dan bisnis investasi. Seluruh dunia mulai melakukan revitalisasi.
Berikut adalah lima isu yang bisa dinilai sebagai pendorong atau justru penghambat perkembangan ekonomi dunia tahun depan, dilansir dari the Guardian, Rabu (31/12).
1. Rusia dan Ukraina
Ekonomi Rusia akan masuk ke tahap deep freeze pada 2015. Bahkan, sebelum mata uang Rusia, Rubel terjun dramatis, Bank Sentral Rusia memprediksi penurunan produksi sebesar 4,5 persen. Bank Sentral Rusia akhirnya menaikkan suku bunga dari 10,5 persen menjadi 17 persen demi mencegah pelarian modal lebih lanjut.
Neil Shearing dari Capital Economics mengatakan sejarah akan berulang seperti default ekonomi dunia pada 1998. Rusia menatap resesi yang mendalam. Dalamnya kemerosotan ekonomi itu akan bergantung pada apa yang terjadi pada harga minyak dunia dan apakah Barat bersedia mencabut sanksi ekonominya yang secara bertahap diterapkan pada Rusia sejak musim semi lalu.
Dua hal lainnya juga masih belum jelas, Pertama, bagaimana Presiden Vladimir Putin akan merespons hal ini. Putin menawarkan sikap yang sedikit lebih lembut pada Kremlin atas Ukraina. Anjloknya ekonomi Rusia bisa memacu Putin mengambil tindakan pembangkangan nasionalis. Itu tidak hanya akan meningkatkan resesi, namun juga efek knock-on untuk negara tetangga Rusia dan juga Zona Euro.
Kedua, apakah Rusia akan menjadi kasus khusus?
Ketakutan reaksi berantai di pasar negara berkembang lainnya telah menarik jumlah modal berlebihan karena pelonggaran kuantitatif dari bank sentral dunia. Shearing mengatakan Turki dan Indonesia adalah dua negara besar yang sedang melihat prospek ekonomi Rusia.