REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi bergerak menguat 10 poin menjadi Rp12.452. Angka ini menguat jika dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.462 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan sentimen positif datang dari Bank Indonesia yang masih menjaga volatilitas pasar uang di dalam negeri. Apalagidi tengah membaiknya produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal ke-3 tahun ini.
"Rupiah masih bertahan di area positif meski terbatas," kata dia. Penguatan rupiah yang relatif terbatas itu menyusul PDB Amerika Serikat pada kuartl ke-3 direvisi naik menjadi 5 persen dari publikasi awal yang sebesar 3,9 persen. Sehingga akan menimbulkan ekspektasi di kalangan pelaku pasar bank sentral AS (Federal Reserve) semakin mendekati untuk menaikan suku bunganya.
"Kondisi itu membuat potensi indeks dolar AS menguat masih terbuka terhadap rupiah," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju mata uang rupiah juga dibayangi oleh data-data ekonomi Inggris yang masih melambat. Di sisi lain, lanjut dia, melemahnya harga logam untuk konstruksi di Cina seiring berkurangnya permintaan dari sektor poperti menunjukan perekonomian disana masih melambat.