Selasa 23 Dec 2014 16:15 WIB

Gawat, Perbankan Syariah Masuki ‘Jalur Lambat’

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perbankan syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Perbankan syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Melambatnya pertumbuhan perbankan syariah dinilai sebagai masalah yang serius. Peneliti Ekonomi Syariah STEI SEBI Azis Budi Setiawan mengatakan pertumbuhan perbankan syariah tahun ini diperkirakan hanya dikisaran 10-13 persen.  Realisasi pertumbuhan year on year sampai Oktober 2014 baru 13 persen dengan asset mencapai Rp 260,56 triliun.

Padahal tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhannya selalu di atas 20 persen. Pertumbuhan itu masih dibawah target rencana bisnis bank (RBB) syariah 2014 yang ditargetkan sebesar 13-14 persen. Capaian ini jauh di bawah rata-rata pertumbuhan sejak 2005 sampai 2013 yang mampu mencapai 36,1 persen per tahun. 

Aziz mengatakan ada kecenderungan kemampuan alamiah perbankan syariah untuk tumbuh tinggi mulai menurun. Setelah mampu tumbuh mencapai 47,6 persen pada tahun 2010 dan 49,2 persen tahun 2011, laju pertumbuhan asset perbankan syariah menurun menjadi 34,1 persen dan 24,2 persen  pada 2012 dan 2013. 

“Terdapat kecenderungan perbankan syariah memasuki jalur lambat. Dan jika hal ini terjadi upaya untuk mendorong peningkatan pangsa perbankan syariah terhadap perbankan nasional semakin berat,” kata dia.

Bahkan pertumbuhan 2014 tersebut diperkirakan juga dibawah pertumbuhan perbankan konvensional yang masih tumbuh dikisaran 13-15 persen. Padahal tahun-tahun sebelumnya laju pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan asset perbankan nasional, sehingga dijuluki the fastest growing industry. Per Oktober, market share perbankan syariah tercatat sebesar 4,81persen atau menurun dari market share pada akhir 2013 sebesar 4,89 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement