Selasa 23 Dec 2014 05:05 WIB

Pemerintah Tolak Tawaran Rusia Bangun PLTN

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
Foto: thenewsinn.com
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah menolak penawaran Rusia untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Penolakan ini dilakukan karena pemerintah menanggap Indonesia belum memerlukan  tenaga nuklir sebagai alternatif energi listrik. 

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil setelah menerima kunjungan  Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikael  Yurievich Galuzin di kantornya, Senin (22/12) pagi. 

"Mereka mengatakan punya kemampuan teknologi yang bagus dalam bidang PLTN. Tapi, saya katakan bahwa rencana membangun PLTN masih jauh. Pemerintah belum pikirkan itu," kata Sofyan kepada wartawan seusai pertemuan. 

Mantan Menteri BUMN tersebut mengungkapkan pemerintah memang memiliki proyek besar untuk membangun pembangkit listrik sebesar 35 ribu megawatt dalam lima tahun kedepan. Namun, pemerintah akan lebih mengoptimalkan sumber energi seperti batu bara dan gas. 

"Untuk target 35 ribu MW, itu yang paling tepat dan tidak kontroversial. Pembangunan PLTN perlu melakukan studi lebih lanjut," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement