Jumat 12 Dec 2014 21:45 WIB

Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Tumbuh 30 Persen

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Asuransi jiwa paling penting dimiliki oleh penanggung nafkah utama dalam keluarga.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Asuransi jiwa paling penting dimiliki oleh penanggung nafkah utama dalam keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Total pendapatan industri asuransi jiwa mencapai Rp 120 triliun atau naik 30,2 persen dibandingkan tahun lalu. Pendapatan perusahaan asuransi yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)didorong dari total pendapatan premi yang mencapai Rp 86,9 triliun.

Total premi bisnis baru mencapai Rp 49,35 triliun. Total premis bisnis baru ini turun 96 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, untuk total premi lanjutan mengalami kenaikan sebesar 22 persen menjadi Rp 37,57 triliun.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat investor wait and see sehingga pertumbuhan premi baru melambat dibandingkan tahun lalu. Adanya masa pemilu juga membuat investor menunggu untuk tidak dulu memiliki asuransi.

Namun, menurut dia, masyarakat kini kian menyadari pentingnya asuransi jiwa sebagai pelindung jangka panjang.”Pertumbuhan positif ini ditandai dengan meningkatnya pendapatan dibandingkan tahun lalu sebesar 30 persen,” ujar Hendrisman, Jumat (12/12).

Pertumbuhan pendapatan yang positif itu, kata dia juga didorong oleh membaiknya kinerja pasar modal Indonesia dibandingkan tahun lalu. Hasil investasi asuransi jiwa tumbuh 585,7 persen sepanjang kuartal ketiga tahun ini.

Pada bulan September 2014, hasil investasi mencapai Rp 30,20 triliun. Pencapaian ini melonjak hampir enam kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 4,41 triliun.

Hendrisman merinci sekitar 31 persen diinvestasikan pada mutual fund. Sebesar 22,8 persen dialokasikan dalam bond dan sekuritas. Untuk alokasi saham dan deposito berjangkan, alokasinya emncapai 28,2 dan 14,6 persen.

Hingga kuartal ketiga, total tertanggung mencapai 54,51 juta orang. Jumlah total tertanggung ini turun 37,9 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 87,78 orang.

Hendrisman mengatakan turunnya total tertanggung ini disebaban karena total tertanggung kumpulan yang mengalami penurunan. Pada kuartal ketiga 2014 ini, total tertanggung kumpulan hanya 39,31 juta orang. Sementara pada tahun lalu, total tertanggung kumpulan mencapai 74,75 juta orang.

Untungnya, total tertanggung individu mengalami kenaikan dari kuartal ketiga tahun lalu yang hanya 13,02 juta orang menjadi 15,21 juta orang. Dia optimis, tahun depan total tertanggung individu bisa tumbuh hingga 24 juta orang.

Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan pihaknya terus akan meningkatkan distribusi untuk produk asuransi. Saluran keagenan berkontribusi hingga 45,8 persen. Bancassurance dan saluran alternatif masing-masing berkontribusi 36,2 persen dan 18 persen.

Jumlah tenaga pemasar berlisensi pada sepanjang kuartal ketiga ini mencapai 360.870 orang atau naik 4,2 persen dibandingkan tahun lalu. Total aset industri asuransi saat ini mencapai Rp 337,64 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement