REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Manajemen PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tetap optimis kredit yang disalurkan perseroan pada tahun depan bakal meningkat 17-18 persen. Kenaikan harga rumah menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak dan inflasi tak akan menyurutkan pencapaian tersebut.
Bank pelat merah ini menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) bagi masyarakat dan kredit konstruksi bagi pengembang. Direktur Utama BTN Maryono mempunyai pertimbangan sendiri yang bisa menyokong pencapaian target pertumbuhan kredit perseroan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan masih bagus.
Sesuai target yang ditetapkan pemerintah, pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada angka 5,6 persen. Sementara, ujar Maryono, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,2 persen. "Apalagi pemerintahan yang baru berkomitmen untuk menjalankan program-program pembangunannya tepat waktu," kata dia.
Maryono kian percaya diri lantaran tahun ini pertumbuhan kredit BTN diperkirakan berada pada kisaran 18 persen. Angka pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan secara nasional. Potensi pembiayaan perumahan di Tanah Air pun masih sangat besar.
Bila dihitung dengan menggunakan angka kekurangan pasokan rumah (backlog) yang mencapai 13,5 juta unit rumah, Maryono mengatakan, potensi pembiayaan perumahan yang belum tergarap mencapai ratusan triliun.
Ia menyontohkan untuk rumah di kisaran harga Rp 100 juta per unit, maka potensi pembiayaannya mencapai Rp 760 triliun. Sedangkan bila harga rumah itu sebesar Rp 200 juta per unit, maka potensi pembiayaannya sebesar Rp 1.500 triliun.