REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan RI berupaya meningkatkan ekspor nonmigas khususnya furniture dan home decoration melalui pengembangan desain produk usaha kecil menengah (UKM) ekspor. Pengembangan desain bertujuan memperkuat daya saing global produk UKM.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ditjen PEN Kemendag, Sulistyawati, mengatakan penguatan pelayanan pro pengusaha UKM dilakukan melalui pembangunan database desainer, design facilitator service (DFS), dan design dispatch servise (DDS). Program tersebut bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) sejak 2012. Di samping desainer Jepang, program itu juga melibatkan desainer Indonesia untuk memberika pelatihan desain kepada UKM.
"DDS ini selain mempromisikan produknya, UKM-nya juga desainernya. Database desainer, ada 78 yang sudah siap," kata Sulistyawati di sela-sela seminar bertema Diversity Drives Innovation di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (27/11).
Pilot project program DDS pertama dilaksanakan di Cirebon pada November 2012 untuk mengembangkan produk furnitur rotan. Pada 2013 dilanjutkan di Jogja dan Sukoharjo untuk produk furnitur, rotan, dan bambu. Selanjutnya, pada 2014 program DDS dilaksanakan kembali sebanyak 13 kegiatan di 11 daerah.
"Kita harapkan (target ekspor nonmigas 2015) setinggi-tingginya, dengan sentuhan desain bisa menciptkan nilai tambah yang lebih tinggi," imbuhnya.
Menurutnya, ada 30 negara tujuan ekspor furnitur yang permintaannya cukup tinggi, antara lain Amerika di urutan pertama dan disusul Jepang.
Kemendag mencatat peningkatan nilai ekspor nasional per September 2014 mencapai 15,3 miliar dolar AS atau naik 5,5 persen dibanding bulan sebelumnya. Kontribusi ekspor nonmigas mencapai 12,7 miliar dolar AS atau naik 6,5 persen dari bulan sebelumnya (mtm).