REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Bank Sentral Jepang (BOJ) meminta perusahaan menaikkan upah dan investasi untuk membantu pemerintah melawan deflasi.
Dihadapan para pengusaha, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan BOJ berkomitmen untuk mencapai target inflasi dua persen dan meminta perusahaan untuk mengambil keputusan dengan mengacu pada target itu.
Bulan lalu Kuroda mengumumkan ekspansi pembelian aset oleh BOJ guna menyuntik ekonomi dengan stimulus triliunan yen. Sebab Jepang sempat mengalami resesi pada kuartal sebelumnya yang meningkatkan keraguan keberhasilan strategi stimulus untuk mengembalikan ekonomi Jepang hasil gagasan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Laba perusahaan-perusahaan Jepang meningkat setelah stimulus ekonomi dilanjutkan meski yen harus melemah. Tapi upah belum menyesuaikan sementara harga barang kian melambung.
Daya beli yang lemah jadi salah satu alasan mengapa sisi permintaan turun. Setelah lebih dari dua dekade mengalami stagnansi ekonomi, simpanan dan pembelian masyarakat berkurang.
''Saya sangat berharap upah pekerja dinaikkan dan akan ada pembentukkan harga baru di musim semi tahun depan,'' kata Kuroda kepada para pengusaha di pusat industri otomotif dan aviasi Jepang, Nagoya, demikian dikutip AP, Selasa (25/11).
Kuroda juga menyerukan para pengusaha untuk kembali memproduksi barang di Jepang untuk memangkas biaya produksi dan memudahkan pemasaran ke negara berkembang.
Pekan lalu, Abe akhirnya menunda rencana menaikkan pajak tahun depan hingga 2017 dan meminta pemilihan umum dipercepat. Penundaan ini justru dinilai menyimpang dari tekad Abe menuntaskan hutang Jepang yang nilainya dua kali ukuran ekonomi negeri sakura itu.