REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia memperoleh pinjaman dari Japan International Corporation Agency (JICA). Pinjaman tersebut berguna untuk program pengembangan kawasan pedesaan berbasis ekonomi mulai dari 2008 hingga 2015.
Program ini menelan dana Rp 3 triliun. Direktur Pengembangan Pemukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Hadi Sutjiono mengatakan bantuan dana yang diperoleh dari JICA sebesar Rp 1,4 triliun.
Sementara sisanya sebesar Rp 1,6 triliun dibebankan kepada pemerintah kabupaten dan provinsi dalam bentuk activity sharing. Hadi menuturkan, bantuan JICA dimasukkan ke dalam APBN. Sehingga, pembiayaan yang didanai pemerintah pusat bersumber dari pinjaman yang diberikan.
Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Pengembangan Infrastruktur Perdesaan Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW), pemerintah mendorong pengembangan komoditas unggulan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK). "Pemerintah memprioritaskan kawasan perdesaan miskin namun memiliki potensi komoditas unggulan misalnya jagung, singkong, dan lain sebagainya," kata Hadi di sela acara Pameran dan Talkshow Sinkronisasi Pengelolaan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) PNPM-PISEW di Jakarta, Kamis (20/11).
Program ini, lanjutnya, menekankan aspek pemberdayaan dan pengembangan ekonomi lokal. Oleh karenanya di tingkat desa dibentuk Lembaga Keswadayaan Desa (LKD) agar masyarakat turut berpartisipasi dan mengawal jalannya PNPM-PISEW.
Keterlibatan masyarakat dimulai sejak tahap konstruksi hingga proyek pembangunan selesai. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki oleh masyarakat sehingga infrastruktur yang telah dibangun senantiasa dipelihara.
Pemerintah menentukan kawasan pengembangan melalui data perdesaan miskin yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Program ini menyentuh perdesaan potensial di 34 kabupaten yang tersebar di sembilan provinsi. Kesembilan provinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Jambi,Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Barat.