REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Volume ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai masih sangat kecil.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB menyebutkan, dominasi ekspor masih dilakukan dari sektor pertambangan yang mencapai 99,6 persen dari total ekspor NTB yang dilakukan PT. Newmont.
Meski masih terkendala dengan berbagai hal, NTB akan mengupayakan agar pelaku usaha dapat melakukan ekspor, tidak untuk sektor pertambangan saja.
"Industri kecil menengah kita arahkan agar bisa menghasilkan produk olahan,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB, Lalu Imam Maliki di sela-sela acara Aktivasi Peningkatan Kinerja Ekspor yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Kementerian Perdagangan di Mataram, (13/11)
Imam mengatakan karena belum memiliki pelabuhan khusus untuk ekspor, komoditas NTB biasanya diekspor melalui daerah lain dan masih mengandalkan perdagangan antarpulau. Meski demikian, menurutnya hal tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak mengembangkan potensi ekspor.
NTB menghasilkan banyak rumput laut namun yang diekspor masih dalam bentuk raw material, diperdagangkan antarpulau, dan diekspor melalui daerah lain.
"Tidak sedikit pula pelaku ekspor yang menyerahkan sepenuhnya kepengurusan dokumen ekspor ke pihak lain," ungkap Imam.
Pihaknya juga mendorong industri pengolahan. Ke depan akan dibangun kawasan industri kecil menengah yang terintegrasi di NTB. Ini dimaksudkan agar potensi komoditas industri dan ekspor dapat didorong dengan cepat.