Rabu 12 Nov 2014 16:25 WIB

Indonesia dan Cina Teken 12 MoU Investasi

Rep: C88/ Red: Indira Rezkisari
Indonesia's President Joko Widodo (left) shakes hands with China's President Xi Jinping during a welcoming ceremony of the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) forum, in Beijing, November 11, 2014.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Indonesia's President Joko Widodo (left) shakes hands with China's President Xi Jinping during a welcoming ceremony of the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) forum, in Beijing, November 11, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Dalam rangkaian APEC 2014 di Beijing, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menginisiasi acara Forum Bisnis bersama para pelaku usaha Cina. Pada acara yang dihadiri 170 pengusaha Indonesia dan 150 pengusaha Cina tersebut, telah ditandangani 12 Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama di berbagai sektor. Di antaranya sektor logistik, transportasi, pertambangan, energi, industri gula tebu, dan kawasan industri.

Kadin Indonesia menilai bahwa kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Cina masih menyisakan ruang yang luas untuk meningkatkan kemanfaatan bagi Indonesia yang belum terpenuhi. “Indonesia perlu berusaha mendapatkan kemanfaatan kerjasama regional maupun bilateral secara optimal bagi kemakmuran rakyat, seperti dengan Cina yang sebenarnya hubungan kerjasamanya sudah terjalin lama,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto lewat surat elektronik yang diterima Republika, Selasa (11/11).

Di sektor logistik telah ditandatangani MoU antara PT Zadasa dengan Shen Zhen Tian He Wei Hang dengan investasi mencapai 5,510 juta dolar AS. MoU lainnya adalah PT Resteel Industry dengan China Railway Construction, PT Eka Sampoerna Sukses dengan Fujian Yinhai Group dengan investasi mencapai 1,3 juta dolar AS. Maspion Group dengan Shining Resources total investasinya mencapai 100 juta dolar AS untuk pembangunan smelter. Global Sukses Group dan Cahaya Sukses International dengan Fujian Tian Mao dengan investasi 1,5 juta dollar AS.

PT Wijaya Infrastruktur Indonesia dengan Golden Mega International Holdings mencapai 120 juta dolar AS. PT Integral Mining Nusantara dengan Jiangsu Wei-Wei Mining mencapai 775 juta dolar AS. PT Sinar Sukses Mandiri dengan Zhong Ji Hao mencapai 306 juta dollar AS. PT Indonesia Energy Prima dengan SDIC International Trade mencapai 350 juta dolar AS. PT Kayan Hydro Energy dengan Shanghai Electric Power mencapai 17,8 milyar dolar AS. PT Adaro Power dengan China Shenhua Overseas, serta PT MAESA Optimalah Mineral dengan Vansun Holding Group.

Suryo mengatakan, kerja sama regional ASEAN juga terus berkembang secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal pada 2015 nanti akan diberlakukan ASEAN Economic Community. Sedangkan secara horizontal kerja sama antara ASEAN dengan negara-negara lain terus berkembang. Selain dengan Cina, ASEAN juga mendapat lamaran kerjasama dengan Jepang, Korea, India, Uni Eropa, Australia, dan juga dengan Amerika Serikat.

Kadin Indonesia, kata dia, akan melakuan upaya-upaya serta melakukan orientasi kerjasama dengan negara lain, khususnya dengan Tiongkok yang dinilai cukup strategis.  Adanya keinginan Pemerintah Tiongkok membangun Jalan Sutera Abad 21 disambut baik sebagai dorongan untuk mempercepat visi Indonesia sebagai negara maritim. Sebagaimana diketahui Jalan Sutera di  masa lalu membentang dari daratan Cina ke laut di Asia Tenggara, termasuk lautan di kepulauan nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement