Senin 11 Nov 2024 09:41 WIB

Kilas Kunjungan Prabowo ke China, Janji Pererat Bilateral Hingga Bungkus Investasi

Prabowo saksikan kesepakatan antara perusahaan Indonesia-China capai Rp 156,5 triliun

Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping berjabat tangan seusai penandatanganan kerja sama di Balai Besar Rakyat, Beijing, China pada Sabtu (9/11/2024). Setelah menghadiri upacara kenegaraan, Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping melakukan pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatangan Nota Kesepahaman antara para menteri kedua negara.
Foto: Florence Lo/Pool Photo via AP
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping berjabat tangan seusai penandatanganan kerja sama di Balai Besar Rakyat, Beijing, China pada Sabtu (9/11/2024). Setelah menghadiri upacara kenegaraan, Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping melakukan pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatangan Nota Kesepahaman antara para menteri kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan kenegaraan pertama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto ke negara sahabat paling erat, China, telah berakhir dan dilanjutkan ke Amerika Serikat. Di hari terakhirnya di China, Prabowo menyaksikan tanda tangan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan China dengan nilai mencapai 10,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp 156,6 triliun.

"Partisipasi kuat para pengusaha China di Asia merupakan elemen yang sangat penting dalam kerja sama yang erat antara kedua negara. Saya telah mengadakan pertemuan baik dengan presiden dan perdana menteri di mana kita akan melanjutkan kolaborasi ini," kata Prabowo dalam Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing, China pada Ahad (10/11/2024).

Baca Juga

Acara tersebut digagas oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) dan diikuti sekitar 20 perusahaan dari Indonesia dan China. Komitmen kerja sama senilai total 10,07 miliar dolar AS tersebut meliputi bidang manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan dan keuangan.

"Ini adalah bagian dari sinergi di semua bidang, bidang pendidikan, bidang bisnis, bidang industri, kerja sama antarmasyarakat dan kami sangat optimis tentang prospeknya," ungkap Prabowo.

Presiden menilai kolaborasi erat antara Indonesia dan China akan menjadi faktor untuk menstabilkan dan meningkatkan kerja sama regional.

"Saya harus memberi contoh bahwa dalam kolaborasi zaman modern ini, non-konfrontasi adalah jalan menuju perdamaian. Kita selalu bersikap tidak berpihak, kita selalu menghormati semua kekuatan besar di dunia," tambah Prabowo.

Presiden pun menyebut bahwa dalam hidupnya, ia banyak belajar dari ajaran para filsuf China kuno.

"Salah satu prinsip panduan saya yang kuat adalah seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlampau banyak," katanya dalam bahasa Inggris, dan kemudian diikuti bahasa Mandarin dan kemudian disambut tepuk tangan para peserta forum.

Ia Prabowo pun mengatakan Indonesia menyambut lebih banyak investasi dari China.

"Dan kami akan bekerja sangat keras untuk menyediakan suasana yang baik, fasilitas yang baik, dan sambutan yang baik bagi saudara-saudari kita dari China," ungkap Presiden.

Selain itu, Prabowo juga menilai dalam darah semua banyak pemimpin dunia punya pengaruh China.

"Para pemimpin dunia, saya rasa sebagian besar dari mereka memiliki banyak DNA Tiongkok mungkin termasuk saya. Mari kita bekerja bersama untuk maju hanya dengan kerja sama kita bisa berkolaborasi, hanya dengan kolaborasi kita bisa jadi saling pengertian, hanya dengan pengertian kita bisa mendatangkan perdamaian dan hanya dengan perdamaian kita bisa mendatangkan kemakmuran. Mari kita bekerja untuk kolaborasi. Mari kita bekerja untuk pengertian. Mari kita bekerja untuk perdamaian," kata Prabowo.

photo
Presiden Prabowo Subianto (tiga kanan) didampingi sejumlah menteri kabinet Merah Putih bertemu dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang di Balai Besar Rakyat, Beijing, China Sabtu (9/11/2024). Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengatakan ingin belajar dari China dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kerja sama pendidikan. - (ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia)

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement