REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta publik tidak perlu terburu-buru menuntut agar Pertamina Energy Tranding Limited (Petral) dibubarkan. Menurutnya, anak perusahaan Pertamina itu punya posisi strategis dalam mendukung kemandirian energi di Indonesia.
Sudirman menilai persoalan Petral merupakan persoalan pemimpin. Ia meminta masyarakat tidak terburu-buru membicarakan soal pembubaran Petral.
"Petral tidak harus dibubarkan, tapi kontrol sepenuhnya di tangan yang berpihak pada Negara," katanya.
Menurutnya saham di Petral 100% milik Pertamina. Jika manajemen Pertamina dan pemimpin Negara baik, Petral menjadi instrument strategis untuk mendorong kemandirian energi. Namun, Negara juga butuh instrumen di luar yang punya market internasional.
Di samping itu, dia juga menampik kajian mengenai pembangunan kilang minyak yang dihubungkan dengan pembubaran Petral. Sebab kajian pembangunan kilang sudah cukup lama, dan tinggal dilaksanakan.
"Tidak ada urusan energi yang lepas dari urusan politik. Tapi kami ini sangat serius membereskan persoalan energi," ujarnya.