Jumat 31 Oct 2014 18:49 WIB

Lima Tahun, Ribuan Triliun Subsidi BBM tak Tepat Sasaran

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) tak pernah tepat sasaran. Lima tahun terakhir sekitar Rp 1.300 triliun dana subsidi yang melenceng.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, kenaikan tarif BBM bersubsidi tidak bisa ditunda. ''Subsidi tidak tepat sasaran,'' kata dia, Jumat (31/10) siang.

Menurut Sudirman, masyarakat dikorbankan akibat subsidi yang tidak tepat sasaran. Alhasil, masyarakat kecil tidak menikmati subsidi.

Dia mengungkapkan, realisasi kenaikan tarif BBM bersubsidi sedang dipersiapkan dengan baik. Waktu dan besaran kenaikan tarif BBM bersubsidi masih digodok.

Sudirman mengatakan, pihaknya akan menyosialisasi kepada masyarakat agar dapat diterima dengan baik. ''Ngga perlu ada rush,'' ujar dia.

Dia menilai, apabila kenaikan tarif BBM ditunda tahun depan, anggaran tidak akan mencukupi. Selain itu, kata Sudirman, kenaikan tarif BBM bersubsidi bisa menekan tingkat penyelundupan BBM bersubsidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement