REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-Raksasa minuman ringan, Coca-Cola, berencana mengurangi jumlah karyawannya mulai awal tahun depan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memangkas biaya operasional.
Perusahaan yang berbasis di AS ini mengumumkan sampai 2019 target penghematan biaya diperkirakan mencapai hingga tiga juta miliar dolar AS. Namun Coca-Cola menganggap masih terlalu dini untuk membeberkan jumlah pekerja yang akan diberhentikan.
"Kami tengah mengkaji seluruh aspek bisnis," kata juru bicara Coca-Cola sebagaimana dilansir dari laman just-drink.com.
Sang juru bicara menambahkan bahwa seluruh perubahan yang terjadi di tubuh perusahaan akan diumumkan secepatnya di awal 2015.
Berdasarkan analis dari Stifel, Mark Schwartzberg, pengurangan karyawan akan dimulai pada awal November. Schwartzberg mengungkapkan pernyataan itu setelah baru-baru ini bertemu dengan CEO Coca-Cola Muhtar Kent dan CFO Kathy Waller.
Awal pekan ini, Coca-Cola mengumumkan adanya kemerosotan pada penjualan dan laba selama sembilan bulan terakhir. Sementara itu pada Februari Coca-Cola membeli sepuluh persen saham di Keurig Green Mountain Co. Investasi ini termasuk kesepakatan kerja sama selama sepuluh tahun mendatang. Selanjutnya pada Mei Coca-Cola sepakat untuk menaikkan sahamnya menjadi 16 persen.