REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor domestik masih memiliki kemampuan cukup besar untuk memenuhi pembiayaan APBNP 2014. Potensi ini bisa dimaksimalkan dalam rangka mengurangi ketergantungan pada investor asing.
Berdasarkan hasil penjatahan obligasi negara ritel seri ORI 011, terlihat bahwa minat investor domestik cukup besar. Total volume pemesanan pembelian ORI011 sampai dengan penutupan masa penawaran sebesar Rp 21,336 triliun (prioritas Rp 19,996 triliun dan cadangan Rp 1,340 triliun). Masa penawaran ORI011 terhitung dari tanggal 1 sampai dengan 16 Oktober 2014.
Hasil penjualan ORI011 setelah dilakukan cleaning data mencapai Rp 21,216 triliun, dengan 35.024 pemesan di 34 provinsi. Dari jumlah tersebut, terdapat 32.638 investor dengan jumlah investor baru sebanyak 20.418 investor.
"Minat pembelian masyarakat atas ORI 011 masih cukup tinggi di tengah ketatanya likuidatas di pasar keuangan domestik dan ekspektasi kenaikan tingkat inflasi ke depan," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Robert Pakpahan di kantornya, Senin (20/10).
Penjualan ORI011 dilakukan melalui 21 agen penjual yang telah ditunjuk pemerintah, terdiri dari 18 bank diantaranya Citibank, PT. Bank OCBC NISP , Tbk, Bank Panin dan lainnya. Sedangkan tiga perusahaan sekuritas yang ditunjuk yaitu PT. Danareksa Sekuritas, PT. Trimegah Securities, Tbk dan PT. Sucorinvest Central Gani.
Adapun jumlah pemesan ORI011 terbesar berada pada kisaran Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta dengan persentase sebesar 34,4 persen. Dari sisi profil pemesan, sebanyak 26,35 persen dipesan oleh wiraswasta, sebanyak 23,82 persen oleh pegawai swasta, sebanyak 15,71 persen Ibu Rumah Tangga, 6,52 persen oelh PNS dan TNI POlri dan lain-lain sebesar 27,60 persen.
Sedangkan berdasarkan kategori wilayah, pemesan dari DKI Jakarta mencapai 39,8 persen dari total jumlah pemesan. Lalu di wilayah Indonesia Barat selain DKI Jakaerta mencapai 50,4 persem dan di wilayah Indoensia bagian Tengah dan Timur mencapai sebesar 9,9 persen. Persentase volume pemesanan di wilayah Indoensia bagian tengah dan timur ini mengalami peningkatan dobandingkan dengan pemesanan pada ORI010 yang mencapai 7,4 persen.
Sementara berdasarkan kategori umur, pemesan dengan usia di atas 40 tahun mencapai 25.525 pemesan atau 72,9 persen. Volume pemesanan dari golongan ini mencapai Rp 15.689.030 juta atau 73,93 persen.
"Rata-rata volume per pemesan adalah Rp 606 juta," kata Robert.
ORI011 akan dicatatakan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Oktober 2014. Pemindahabukuan ORI 011 baru dapat dilakukan setelah pembayaran kupon pertama pada tanggal 15 November 2014.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan investor asing masih memiliki minat tinggi berinvestasi di Indonesia. Hal ini terlihat dari 37 persen investasi yang ada di Indonesia merupakan milik investor asing.
"Artinya orang asing percaya sama kita. Tetapi kalau dia kehilangan kepercayaan, dia pulang lagi. Ini kan bagus, saya senang orang percaya kepada Indonesia. Ambil tenor yang jangka panjang. Tetapi dengan normalisasi kita harus jaga," kata Chatib ditemui di tempat terpisah.