REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi ekonomi syariah dari Bank Panin Syariah Deny Hendrawati mengatakan meski perpolitikan di Tanah Air kisruh namun ekonomi masih memiliki prospek cerah.
"Potensi yang dimiliki Indonesia yaitu jumlah penduduk besar dengan dominasi penduduk usia muda. Kemudian penduduk usia kerja meningkat, pertumbuhan kelompok masyarakat menengah yang pesat dan pasar domestik yang kuat," kata Deny dalam seminar ekonomi Islam di Universitas Moestopo, Jakarta, Sabtu (11/10).
Meningkatnya intensitas ketegangan politik, sambung dia, antara partai pemenang pemilu dan koalisi partai kalah dapat memperlambat proses pengambilan keputusan. "Ekonomi Indonesia akan cerah karena ditopang kekayaan alam yang berlimpah yang merupakan dasar ekonomi yang kuat," jelasnya.
Indonesia pada 2015 akan menghadapi beberapa tantangan global yakni pembalikan arus modal dari negara berkembang ke Amerika Serikat, penerimaan ekspor yang stagnan dan penekanan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen yang disebabkan lambannya pemulihan ekonomi Cina.
Untuk menyambut diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 1 Januari 2015, maka pemerintah harus melakukan penguatan industri perbankan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
"Pada MEA mendatang, sektor perbankan syariah memiliki kesempatan untuk dapat terus tumbuh dan berkembang," lanjut dia.
Perbankan syariah juga harus fokus pada optimalisasi kekuatan dan perbaian pada kelemahan yang bersifat strategis. Ada empat hal yang perlu dibenahi dalam perbankan syariah yakni variasi produk yang unik,perluasan jaringan yang terjangkau, peningkatan sumber daya manusia, dan dukungan pemerintah.