REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KS) akan mengurangi jumlah karyawannya dalam rangka efisiensi perusahaan.
Direktur Utama KS, Irvan Kamal Hakim mengatakan BUMN penghasil baja tersebut menerapkan empat langkah terkait perampingan karyawan.
Langkah pertama dengan melakukan reorganisasi. Kedua, KS mengurangi jabatan struktural. General manager yang saat ini berjumlah 23 orang bakal dipangkas menjadi 16 orang. Sementara posisi manager yang tadinya diduduki oleh 78 orang akan dirampingkan menjadi 54 orang.
Upaya ketiga, lanjut Irvan, adalah dengan mengurangi jumlah karyawan. "Kami akan mengurangi karyawan yang berstatus outsourcing," jelas Irvan di Cilegon, Selasa (7/10).
Irvan menambahkan, perusahaan juga akan mendistribusikan karyawan di perusahaan induk ke anak perusahaan. Hingga saat ini KS telah memiliki sebelas anak perusahaan yang terdiri atas pabrik pengolahan baja dan non-baja.
Senada dengan Irvan, direktur sumber daya manusia dan umum, Dadang Danusiri mengatakan KS menargetkan penghematan biaya operasional hingga Rp 1 triliun. Salah satu kebijakan yang diambil adalah perampingan organisasi dan tenaga kerja outsourcing.
"Kami sudah melakukan mediasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Serikat Pekerja," kata Dadang.
Menurut Dadang, KS akan mengurangi seribuan karyawan outsourcing hingga 2016. Jika tak dikomunikasikan dengan baik, maka pemangkasan ini dapat menimbulkan gejolak.
Dengan adanya pengurangan tenaga kerja, lanjutnya, perusahaan ditargetkan dapat mengurangi biaya karyawan hingga 20 persen.
Biaya karyawan KS per bulan berkisar antara Rp 90-100 miliar. Karenanya, kebijakan ini perlu dilakukan agar KS dapat berkompetisi dengan perusahaan baja yang lain.
"Kita tidak bisa berkompetisi dengan perusahaan lain yang sejenis kalau tidak ada efisiensi," ungkap dia.