REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kekeringan yang melanda Indonesia tidak memengaruhi produksi minyak kelapa sawit (CPO) PT Sampoerna Agro Tbk. Perseroan ini bahkan mencatatkan peningkatan penjualan dan laba.
Meski dalam beberapa minggu tanda-tanda kekeringan sudah mulai terlihat di Kalimantan Tengah, tapi kondisi yang stabil terjadi di perkebuanan sawit Sampoerna Agro di Sumatera. Walau curah hujan menurun. Beruntung, tanaman sawit perkebunan milik Sampoerna Agro masih toleran.
Hingga Juni, produksi CPO sudah mencapai 37 persen. Jumlah pada Juli sempat turun karena ada libur hari raya pekerja. Agustus ini produksi sudah meningkat kembali dan optimistis volumenya akan kembali naik di semester ke dua ini.
Direktur Research and Development PT Sampoerna Agro Dwi Asmono mengatakan produksi baru terpengaruh jika defisit air di bawah minus 150 milimeter per bulan. Tapi hingga Agustus 2014 diakui Dwi tidak ada pengaruh kondisi cuaca terhadap produksi.
Penggunaan tanaman sawit semiklon juga diharapkan dapat meningkatkan produksi antara 20 hingga 30 persen. Empat bibit semiklon baru yang dimiliki Sampoerna Agro yakni DxP SC 1, DxP SC 2, Econa, dan SC 4 Sampoerna Agro tersedia sebanyak tujuh juta bibit.
Dua juta di antaranya akan ditanam di tahap satu dan sisanya akan dilepas ke pasar. ''Tapi kami belum menentukan nilainya,'' kata Dwi di sela-sela Investor Summit and Capital Market Expo 2014, Kamis (18/9).
Tambahan empat semiklon ini akan menambah jumlah bibit unggul tanaman sawit yang telah dimiliki Sampoerna Agro menjadi 10.