Rabu 17 Sep 2014 18:24 WIB

Penjualan Produk Dalam Negeri Harus Dimaksimalkan

 Stok bahan makanan habis diborong oleh warga di toko swalayan di Riverhead, New York, Ahad (28/10). (Lucas Jackson/Reuters)
Stok bahan makanan habis diborong oleh warga di toko swalayan di Riverhead, New York, Ahad (28/10). (Lucas Jackson/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for development of economic and finance (Indef), Eko Listiyanto, menyatakan penjualan produk dalam negeri harus lebih dimaksimalkan di pasar domestik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk dalam negeri di pasar domestik.

"Ini sangat mungkin dilakukan mengingat kelas menengah kita tumbuh dalam jumlah besar," imbuhnya, saat dihubungi, Rabu (17/9). Pertumbuhan mereka tentu dibarengi dengan peningkatan konsumsi produk untuk kebutuhan hidup.
Sayangnya, masih ada hambatan untuk memaksimalkan penjualan produk dalam negeri. Salah satunya adalah regulasi dan biaya logistik yang masih mahal.
Sementara itu, Digital marketing dan analis Lottemart, Panji Aribowo, mengatakan, dalam setahun produk yang dijual Lottemart sekitar ratusan ribu. “Hampir 80 persen produk domestik” katanya.
Penyerapan produk domestik oleh Lottemart merupakan komitmen perusahaan asing terhadap pengusaha domestik.
Panji menyatakan sekitar 20 persen produk non domestik dijual juga di Lottemart. Meski jenis produk sama dengan yang dari domestik, akan tetapi harga cukup mahal karena memang impor. “Sama produknya, namun harganya mahal” terang Panji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement