Rabu 20 Aug 2014 16:59 WIB

Perbankan Rusia Pertimbangkan Kembangkan Keuangan Syariah

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Tanda bertuliskan Bank Moskow. Uni Eropa sepakat untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia terkait kebijakan negara itu terhadap Ukraina
Foto: ap
Tanda bertuliskan Bank Moskow. Uni Eropa sepakat untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia terkait kebijakan negara itu terhadap Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah kelompok perbankan Rusia meminta bank sentral untuk mempertimbangkan penerapan sistem syariah. Ini menyusul sanksi ekonomi terkait kebijakan negara terhadap Ukraina. 

Promosi sistem keuangan syariah diharapkan dapat memberikan dorongan investasi dari negara non-Eropa dan Amerika Serikat.

Asosiasi Bank Rusia (ARB) telah mengirimkan surat kepada bank sentral untuk mempromosikan sistem keuangan syariah. Melalui sistem ini, Rusia dapat membidik investasi dari negara Timur Tengah dan Asia Tenggara yang keuangan syariahnya berkembang pesat.

Ide ini muncul setelah Rusia menerima sanksi dari Eropa yang mendorong negara tersebut terseret ke dalam resesi. Apalagi, sejumlah bank masuk daftar hitam pasar modal Barat karena sanksi atas Moskowa.

Persoalannya adalah Rusia tidak memiliki undang-undang keuangan syariah. Artinya, bank tidak dapat menawarkan investor instrumen investasi yang sesuai dengan hukum syariah. 

Apalagi, Rusia juga tidak memiliki banyak perbankan yang beroperasi dengan sistem syariah.

"Tidak disebutkan dalam hukum Rusia apa itu keuangan syariah, sukuk atau mudharabah. Untuk mengatasi hal itu, kami sarankan mengadopsi hukum federal khusus," tulis surat resmi ARB, seperti dilansir Reuters, Rabu (20/8).

Dalam surat tersebut juga disebutkan bank sentral disarankan membentuk working group. Termasuk masukan dari ulama Rusia untuk menyusun undang-undang keuangan syariah.

Sektor perbankan syariah Rusia masih dalam masa pertumbuhan. Namun, perbankan syariah masih memiliki potensi berkembang di Rusia karena setidaknya 20 juta Muslim tinggal di negara ini.

Aznan Hasan, seorang ulama Rusia sekaligus mantan anggora Dewan Pertimbangan Pusat Syariah Malaysia mengatakan, bank Islam di luar negeri siap berinvestasi jika dapat beradaptasi dengan peraturan lokal. 

"Saya pikir kami memiliki kemampuan yang cukup melakukan ini. Rusia dan Asia Tengah merupakan daerah yang baik untuk keuangan Islam," kata Hasan.

Bank sentral Rusia dapat belajar dari negara pecahan Uni Soviet lain untuk merancang aturan keuangan syariah. Seperti Azerbaijan, Kyrgizstan dan Kazakhstan. 

Rusia merupakan pasar menjanjikan untuk mengembangkan keuangan syariah. 

"Sudah jelas Rusia kekurangan modal Ekonomi Rusia memerlukan investasi dan sumber dana yang stabil," kata Direktur International Bank of Azerbaijan Behnam Gurbanzada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement