REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru yang diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
“Keberadaan para wirausaha telah mampu menjadi lokomotif penggerak perekonomian. Kemudian berperan dalam menanggulangi pengangguran, menghambat urbanisasi, dan mengentaskan kemiskinan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi Pameran Produk Unggulan Binaan Tenaga Penyuluh Lapangan dan Wirausaha Baru di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa (19/8).
Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, yaitu Selasa (19/8) sampai Jumat (22/8) dan dibuka umum pukul 10.00–17.00 WIB.
Pameran ini diikuti sebanyak 50 peserta terdiri dari 30 Tenaga Penyuluh Lapangan-Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM) angkatan 2009 perwakilan Provinsi, serta 20 TPL-IKM wirausaha baru, dengan menampilkan berbagai komoditi pangan, sandang, dan kerajinan.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat kewirausahaan khususnya di kalangan generasi muda, dengan upaya mempromosikan serta mengangkat produk-produk binaan dan hasil produksi TPL-IKM.
Sehingga, diharapkan penggunaan produk dalam negeri bisa lebih ditingkatkan. Menperin mengatakan, peluang bagi para wirausaha baru untuk mengembangkan usaha dan bisnisnya di dalam negeri masih sangat terbuka.
Hal tersebut didukung karena Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang besar serta sumber daya manusia atau penduduk yang produktif tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Terlebih lagi, tingkat konsumsi domestik terus mengalami pertumbuhan siginfikan seiring lebih membaiknya daya beli masyarakat serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin baik.
Selain itu, kelas menengah yang juga terus naik hingga mencapai lebih dari 75 juta jiwa dinilainya menjadi target pasar yang menggiurkan.
“Pasalnya, kelas menengah memiliki kemapanan secara finansial dan tingkat pendidikan yang memadai. Bahkan konsumsi mereka bukan hanya untuk barang kebutuhan primer, namun sudah beranjak ke barang kebutuhan sekunder dan tersier sehingga membuka peluang pasar tersendiri,” katanya.