Jumat 08 Aug 2014 09:02 WIB

Perbankan Portugal Hadapi Risiko Sistematis

Seorang pria melintas di depan gedung bank swasta terbesar di Portugal Banco Espirito Santo.
Foto: bbc
Seorang pria melintas di depan gedung bank swasta terbesar di Portugal Banco Espirito Santo.

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Gubernur Bank Sentral Portugal Carlos Costa mengaku bahwa sistem perbankan negara itu menghadapi risiko sistematis pekan lalu, hanya beberapa hari sebelum ia mengumumkan bahwa bank Banco Espirito Santo (BES) akan diselamatkan pemerintah.

"Kami berada di ujung pisau tetapi kami keluar," kata Costa di hadapan anggota parlemen saat mengklarifikasi pernyataan Menteri Keuangan Maria Luis Alburquerque, Kamis (7/8).

"Pada hari ini (Jumat, 8/8) kami berada di atas risiko sistematis," ujar Costa. Dia menambahkan bahwa ia tidak mengharapkan utang bank menjadi begitu tinggi pada kuartal pertama.

BES mengalami kerugian bersih sebesar 3,58 miliar euro di kuartal pertama di tengah korupsi di kalangan anggota dewan, yang mendorong bank sentral Portugal, Bank of Portugal, mengumumkan rencana bailout atau dana talangan sebesar 4,9 miliar euro.

Sesaat sebelum rencana itu diumumkan, Costa mengatakan bank memiliki modal kuat dan margin nyaman untuk menghadapi kondisiapapun, dan tidak perlu diselamatkan oleh pemerintah. Hal ini juga diamini oleh Perdana Menteri Pedro Passos Coelho, yang kemudian dikritik oleh oposisi untuk tetap diam setelah rencana itu terungkap. Dia memecahkan kebungkaman sehari setelah, mengatakan itu adalah solusi terbaik.

Costa menegaskan pada Kamis (7/8) bahwa solusi yang ditemukan untuk bank yang terbaik untuk membela kepentingan keduanya, pembayar pajak dan deposan serta menunjukkan bahwa otoritas keuangan telah memahami bahwa pihaknya berkepentingan untuk berpartisipasi dalam mencari solusi. Dia mengatakan, dia yakin bank-bank lain dalam sistem Dana Resolusi Portugal (PRF) akan memberikan kontribusi lebih lanjut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement