Kamis 07 Aug 2014 14:08 WIB

OJK Prioritaskan Ibu Rumah Tangga dan UMKM

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
OJK
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
OJK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprioritaskan peningkatan literasi keuangan untuk ibu rumah tangga dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peningkatan didasarkan pada hasil survei OJK tahun lalu yang menunjukan rendahnya literasi dan utilisasi keuangan keduanya.

Survei yang dilakukan OJK di 20 provinsi terhadap 8 ribu responden menghasilkan tingkat literasi masyarakat terhadap keuangan sebesar 21,8 persen dan tingkat utilisasi sebesar 59,7 persen. Adapun untuk ibu rumah tangga, tingkat literasi hanya sebesar 2,18 persen dan utilisasi sebesar 3,37 persen. Tingkat literasi keuangan UMKM hanya 40,7 persen. Sedangkan tingkat utilisasi produk dan jasa keuangan sebesar 60,62 persen.

Padahal, jumlah ibu rumah tangga di Indonesia cukup banyak. Berdasarkan data sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada 2010 sebanyak 237 juta jiwa. Sebanyak 49 persen dari jumlah tersebut, atau sebesar 118 juta, adalah wanita. Dari 118 juta wanita, sebanyak 74 juta adalah ibu rumah tangga.

"Dengan jumlah yang demikian banyak, ditambah dengan tingkat literasi yang masih rendah, maka OJK merasa perlu untuk melakukan upaya guna meningkatkan literasi keuangan bagi ibu rumah tangga," ujar Dewan Komisioner OJK Kusumaningtuti Soetiono, Kamis (7/8).

Peningkatan literasi di sektor jasa keuangan juga penting untuk membuka akses sektor UMKM ke sektor jasa keuangan di Indonesia. Peningkatan literasi dilakukan melalui program edukasi keuangan dengan materi yang disusun secara khusus untuk ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

Dalam melaksanakan edukasi, program yang dilaksanakan oleh OJK menyesuaikan dengan tingkat literasi target yang dituju, dan juga dengan membangun sarana infrastruktur yang baik.

Dalam memberikan edukasi, OJK bekerja sama dengan pelaku usaha jasa keuangan.

OJK juga bekerja sama dengan berbagai asosiasi industri, organisasi kemasyarakatan dan pemangku kepentingan lainnya yang memiliki perhatian untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, sehingga diharapkan program dan target yang dituju menjadi lebih terarah dan terukur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement