REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) melepas sebanyaknya 150 juta saham atau 29,18 persen modal ditempatkan dan disetor penuhnya. Total dana perolehan setelah pencatatan saham perdana adalah senilai Rp 75 miliar.
Dari 150 juta saham yang dilepas, setengahnya atau 75 juta saham merupakan milik pemegang saham BPII, yaitu Malacca Trust Limited. Malacca melakukan divestasi saham melalui proses initial public offering (IPO) BPII.
Karena separuh saham yang dilepas ke publik merupakan divestasi induk, maka dana tersebut akan diberikan kepada Malacca. Sehingga, dana yang tersisa bagi Batavia adalah Rp 37,5 miliar.
Dari dana hasil IPO senilai Rp 37,5 miliar, sekira 50 persen akan dipakai untuk kegiatan perdagangan efek anak usaha PT Batavia Prosperindo Sekuritas (BPS). "Dana akan dipakai untuk operasional perseroan," kata Direktur BPS Paulus Handigdo, usai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/7).
Sisa dana hasil IPO akan dipakai untuk anak usaha lain yang bergerak di bidang aset manajemen, yaitu PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM). Presiden Direktur BPAM Lilis Setiadi mengatakan, dana itu akan dimanfaatkan untuk produk baru perseroan yang akan diluncurkan tahun ini.
Saham BPII dibuka menguat 45 poin menjadi Rp 545 per saham dari harga yang ditawarkan pada pembukaan perdagangan perdana. Dengan demikian, BPII resmi menjadi emiten ke-15 yang melantai di pasar modal Indonesia.