REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/7), dibuka turun tipis sebesar 0,93 poin atau 0,02 persen menjadi 4.877,65. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,24 poin (0,03 persen) ke level 822,43.
"Laju indeks BEI tertahan seiring dengan potensi depresiasi rupiah belum reda. Dalam pekan ini, pelaku pasar tetap akan menyikapi flukuasi nilai tukar rupiah," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Selasa (1/7).
Menurut dia, jika rupiah kembali mengalami tekanan, diperkirakan IHSG sulit melaju di area positif. Selama faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar rupiah belum mereda, potensi depresiasi masih cukup terbuka. "Pulihnya rupiah harus adanya perbaikan fundamental ekonomi dengan membuat kebijakan jangka panjang. Salah satunya kebijakan berupa menekan impor dan menaikkan ekspor," katanya.
Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Aiza menambahkan bahwa di sisi lain, pelaku pasar sedang menanti data ekonomi Indonesia yang akan dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini (Selasa, 1/7), antara lain laju inflasi serta neraca perdagangan Indonesia. "Indeks BEI berpotensi kembali menguat pada hari ini seiring dengan optimisme pasar terhadap rilis data ekonomi dalam negeri, inflasi diperkirakan turun, dan neraca perdagangan akan mencetak surplus," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 30,80 poin (0,13 persen) ke level 23.190,72; indeks Nikkei naik 196,75 poin (1,30 persen) ke level 15.358,85; dan Straits Times melemah 12,23 poin (0,39 persen) ke posisi 3.243,12.