REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Senin (16/6) atau Selasa (17/6) pagi WIB, didukung meningkatnya ketidakstabilan di Irak. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus, naik 1,2 dolar AS atau 0,09 persen, menjadi menetap di 1.275,3 dolar AS per ounce.
Peningkatan aksi kekerasan di Irak meningkatkan daya tarik safe haven emas, tetapi keuntungannya terseret turun sedikit oleh data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Federal Reserve (Fed) pada Senin (16/6) mengatakan bahwa produksi industri AS meningkat 0,6 persen pada Mei, lebih baik dari perkiraan awal.
Sementara itu, laporan Fed New York menunjukkan bahwa indeks kondisi bisnis umum yang mengukur aktivitas manufaktur di wilayah New York, secara tak terduga naik menjadi 19,3 pada Juni dari 19,0 pada Mei. Selain itu, Asosiasi Nasional Pengembang Perumahan AS bersama dengan Wells Fargo, mengatakan kepercayaan keseluruhan pengembang rumah naik empat poin menjadi 49 pada Juni, tingkat tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Para investor juga menunggu keputusan Fed tentang suku bunga pada Rabu (18/6), yang bisa membuktikan sebuah momen penting untuk emas. Emas telah diperdagangkan antara 1.270 dolar AS hingga 1.285 dolar AS baru-baru ini.