Ahad 15 Jun 2014 16:40 WIB

Ekonomi Syariah Belum Dimasukkan Sebagai Program Capres

Rep: Ichsan Emerald Alamsyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Balon-balon gas mewarnai acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Balon-balon gas mewarnai acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri keuangan syariah terus berkembang pesat di Indonesia. Khususnya, industri perbankan syariah yang saat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muhammad Syakir Sula menyatakan, pihaknya sejauh ini belum mendengar dukungan calon presiden bagi pengembangan ekonomi syariah. Begitu juga memasukkan pengembangan ekonomi syariah sebagai bagian dari program kerja.

Padahal jika melihat tren global, banyak negara memberikan ruang seluas-luasnya bagi ekonomi syariah. Tak heran, banyak negara non Muslim yang ingin menjadi pusat ekonomi syariah.

Oleh karena itu, MES berharap ekonomi syariah masuk dalam program yang diunggulkan. ''Mestinya calon presiden mencoba berani mengungkapkan program, minimal mendukung pengembangan ekonomi syariah,'' tutur dia kepada RoL, Ahad (15/6).

Sejauh ini, ia baru mendengar ekonomi syariah secara eksplisit dari Prabowo-Hatta. Ia pun berharap ada dukungan dari pihak Jokowi-JK.

Apalagi Jusuf Kalla dikenal sebagai salah pendukung ekonomi syariah. Begitu juga dengan Hatta Rajasa yang mendukung pengembangan industri syariah. ''Kami dalam posisi menunggu kedua pasangan, siapa yang berniat mengembangkan ekonomi syariah,'' ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement