REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat perbankan masih meningkatkan suku bunga deposito pada April. Kenaikan bunga simpanan tersebut juga diiringi dengan kenaikan bunga kredit.
Peningkatan suku bunga dan moderasi permintaan domestik, menurut data BI, berdampak pada melambatnya laju pertumbuhan kredit. Penyaluran kredit pada April tercatat hanya tumbuh 18,5 persen menjadi Rp 3.386,5 triliun. Padahal, pada bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 19,1 persen.
Perlambatan kredit terutama terjadi pada kredit modal kerja (KMK) yang tumbuh sebesar 15,5 persen yoy menjadi Rp 1,614,2 triliun, melambat dibandingkan pertumbuhan Maret yang sebesar 16,3 persen. Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan KMK bersumber dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tercatat Rp 589,8 triliun, tumbuh 20,5 persen yoy. Bulan sebelumnya tercatat tumbuh 21,5 persen.
Kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga melambat. Sektor tersebut hanya dapat tumbuh 15,6 persen menjadi Rp 627,5 triliun. Pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 17 persen yoy.
Kredit properti juga sedikit melambat, dari 24,9 persen di Maret menjadi 23,3 persen di April. Total penyaluran KPR sebesar Rp 484,7 triliun. Perlambatan utamanya terjadi kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPR) yang tumbuh melambat dari 23 persen menjadi 20,8 persen di April.
Di sisi lain, kredit ekspor meningkat. Pertumbuhan kredit tersebut pada April sebesar 27,6 persen, dibandingkan Maret yang hanya tumbuh 19,1 persen. Kredit yang dipergunakan untuk pembiayaan ekspor tersebut mencapai Rp 61 triliun.