REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (28/5) sore melemah sebesar 53 poin menjadi Rp 11.631 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.578 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa serangkaian data ekonomi Amerika Serikat seperti indeks barang tahan lama, indeks harga rumah, dan kepercayaan konsumen yang dirilis tadi malam memberi sinyal akan berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi disana sehingga mendorong mata uang dolar AS menguat. "Itu tentunya mendukung persepsi pasar akan berlanjutnya kebijakan tapering off bank sentral AS (the Fed). Itu memberikan sentimen negatif bagi rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa investor juga terlihat waspada menanti serangkaian data ekonomi Indonesia yang sedianya akan dirilis pada 2 Juni mendatang. "Data yang akan dirilis mungkin akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi inflasi, neraca perdagangan, dan manufaktur yang dapat menjadi katalis pergerakan mata uang rupiah ke depannya," katanya.
Menurut dia, outlook mata uang rupiah pada saat ini masih netral dan pergerakannya diperkirakan berada di kisaran Rp 11.570-Rp 11.635 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen negatif masih membayangi laju rupiah sehingga kembali melemah. "Pelaku pasar uang cenderung mengamankan asetnya ke dalam bentuk dolar AS seiring dengan banyaknya hari libur pada pekan ini," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (28/5) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 11.613 dibandigkan posisi sebelumnya Rp 11.633 per dolar AS.