REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prospek bisnis transaksi digital terus meningkat di Indonesia sehingga diberdayakan oleh sejumlah perbankan seperti Citi Indonesia guna meningkatkan efisiensi dalam pergerakan arus keuangan nasabah korporasi.
"Bisnis transaksi digital melalui CitiDirect Mobile yang dicatat oleh Citibank Indonesia di tahun 2013 telah mencapai 11 miliar dolar AS dan prospeknya akan terus meningkat," kata Managing Director Treasury and Trade Citi Indonesia Riko Tasmaya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/5).
Untuk itu, menurut Riko, pihaknya kembali menghadirkan inovasi layanan perbankan digital dalam usaha mendukung aktivitas bisnis nasabah korporasi kami melalui CitiDirect Banking Evolution.
Ia mengklaim bahwa CitiDirect Banking Evolution membantu nasabah korporasi skala nasional asal Indonesia untuk secara efisien mengelola transaksi saat melebarkan sayap ke Asia Tenggara, Asia, bahkan global.
Penetrasi layanan perbankan digital itu, ujar dia, turut menjadi jawaban tantangan tren pasar global lainnya, yakni globalisasi dan urbanisasi.
"Fasilitas perbankan seperti layanan 'Cash Management' misalnya sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjaga arus kas perusahaan agar dapat terus bertumbuh, meningkatkan efisiensi serta efektifitas penggunaan modal dan sistem pengaturan risiko," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pariwista dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyatakan pemerintah, bisnis dan perguruan tinggi perlu berkolaborasi agar produk kreatif digital dapat bertahan dan berkembang pasar andalannya.
"Produk kreatif digital merupakan industri dengan kompetisi yang sangat ketat, untuk itu pemerintah dan pemangku kepentingan harus berkolaborasi agar sektor itu bertahan dan berkembang di jalur pasar," kata Sapra Nirwandar pada Seminar Nasional Membangun Daya Saing Indonesia melalui Pengembangan Industri Digital Kreatif Berbasis konsep Triple Helix di Kampus Unpad Kota Bandung, Jumat (9/5).