REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak menguat sebesar 57 poin menjadi Rp11.480 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.537 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan, mata uang rupiah kembali melanjutkan penguatannya meski masih dibayangi faktor politik.
"Untuk jangka pendek ini, faktor politik masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Setelah ada kepastian dari pasangan calon presiden diperkirakan mata uang domestik akan melanjutkan penguatan jika sesuai dengan ekspektasi," katanya.
Menurut dia, ruang penguatan nilai tukar rupiah masih cukup lebar seiring dengan kondisi fundamental ekonomi domestik yang cukup kuat.
"Tren defisit neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih berlanjut dan inflasi juga akan tetap terjaga," katanya lagi.
Dari eksternal, lanjut dia, Bank Sentral Eropa yang sedang mempertimbangkan beberapa opsi kebijakan dengan memberikan stimulus tambahan seiring dengan ekspektasi data di sejumlah negara Euro yang kemungkinan menunjukkan perlambatan dapat menahan penguatan rupiah.
"Sentimen eksternal masih dapat menjadi penahan penguatan lebih lanjut bagi mata uang domestik," katanya.