REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Konsep uang elektronik saat ini memang sedang berkembang. Masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai ketika harus membayar tol, makan di restoran, hingga bertransaksi membayar tiket transjakarta atau kereta api.
Uang elektronik menjadi salah satu instrumen mengedukasi masyarakat dalam mengenal produk jasa keuangan. Namun dalam memperkenalkannya bukan hal yang mudah dan cepat.
"Butuh proses bagi masyarakat untuk bisa menerima," kata Analisis Senior Divisi Pengembangan Instrumen Pembayaran Bank Indonesia Susiati Dewi saat acara seminar Ikatan Bankir Indonesia (IBI) di Jakarta, Kamis (8/5). Membuat masyarakat bisa menerima uang elektronik tidak mudah. Perlu tahapan dan proses edukasi yang matang agar bisa diterima dengan baik.
Susi mengatakan, perubahan ini tidak bisa langsung diberlakukan sekaligus. Seperti pembayaran tiket bus transjakarta dengan menggunakan uang elektronik. Pemerintah tidak bisa langsung begitu saja menutup loket pembelian tiket tunai. Sebab masih banyak masyarakat yang belum mengenal sistem tersebut. Mereka juga belum memiliki instrumennya.
Tetapi secara perlahan memag sudah mulai terlihat perkembangannya. Dari 10 koridor yang dimiliki transjakarta, empat diantaranya sudah menerapkan sistem e-money dala membayar tiket. Memang kondisi Indonesia sangat berbeda dengan negara tetangga Singapura. Penduduknya wajib membeli e-money ketika akan menggunakan subway atau kereta.
Saat ini perubahan sudah terasa dengan penerapan tiket elektronik yang diberlakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Saat ini pengguna commuter line wajib membeli tiket elektronik yang berfungsi sama seperti uang elektronik ketika akan naik kereta. Awal diperkenalkan PT KAI membuat jenis kartu sendiri.
Namun pengguna kereta semakin banyak sehingga tak mampu meningkatkan produksi kartu. Saat ini PT KAI sudah bekerja sama dengan beberapa bank dalam menerapkan pembelian tiket menggunakan uang elektronik.
Tidak hanya itu, perkembangan juga terjadi dengan sistem pembayaran tol otomatis menggunakan e-money. Hampir setiap tol saat ini sudah memiliki fasilitas e-toll card. "Tapi kita tidak bisa langsung mengganti semua pintu tol berfasilitas elektronik," kata Susi. Perlu waktu dalam mengubah kebiasaan tersebut bagi Indonesia.