Kamis 17 Apr 2014 15:41 WIB

Parekraf Terbukti Tarik Devisa Besar Bagi Negara

 Pameran Pariwisata Indonesia Tourism and Creative Economi Fair (ITCEF) 2013 di Jakarta
Foto: dok. Tri Wibowo
Pameran Pariwisata Indonesia Tourism and Creative Economi Fair (ITCEF) 2013 di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) dalam beberapa waktu terakhir terbukti mampu menarik devisa besar bagi negara. Jumlahnya bahkan mencapai 10 miliar dolar AS khusus untuk sektor pariwisata pada 2013.

"Kontribusi sektor pariwisata sebagai sumber devisa negara semakin meningkat dari tahun ke tahun," kata Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Esthy Reko Astuty di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan pariwisata dan ekonomi kreatif bahkan sudah membuktikan diri sebagai sektor yang terus tumbuh dalam kondisi ekonomi global yang melambat.

Oleh karena itu pihaknya mengupayakan berbagai cara untuk terus mendongkrak kinerja sektor pariwisata agar kontribusinya sebagai sumber devisa negara semakin besar.

"Dari sisi peringkat, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif naik peringkatnya menjadi ranking keempat kontributor terbesar untuk devisa negara," katanya.

Berdasarkan buku berjudul Satu Dasawarsa Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat yang dirilis Sekretariat Kabinet pada periode 2004-2013, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terus meningkat dari 5,3 juta orang pada 2004 menjadi 8 juta pada 2012.

Bahkan hingga tutup tahun 2013, jumlah wisman mencapai 9 juta orang atau tumbuh lebih dari 8 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Jumlah wisman sebanyak itu berasal dari lima negara penyumbang wisman terbanyak yakni Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok dan Jepang.

Sementara jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada periode 2004-2012 meningkat dari 202,7 perjalanan menjadi 245,2 juta perjalanan.

Devisa yang diterima negara dari sektor pariwisata pada periode itu meningkat dari 5,5 miliar dolar AS menjadi 9,1 miliar dolar AS bahkan mencapai 10 miliar dolar pada 2013 atau naik hampir 100 persen dibanding 2004.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement