REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah daerah (Pemda), khususnya di tingkat kabupaten/kota, diminta untuk terus mendorong investasi dan perdagangan, walaupun kondisi perekonomian global dan domestik masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Investasi dan perdagangan harus menghitung integrasi ekonomi global maupun ilmu pengetahuan dan teknologi (inovasi).
"Kita sudah tahu ke arah mana investasi dan perdagangan perlu diarahkan. Daya saing adalah kunci utama untuk menaikkan keduanya. Ekonomi berbasis daya saing harus menjadi target di tengah kancah ekonomi global," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat memberikan arahan dalam acara Apkasi International Trade and Investment Summit di Kompleks Jakarta International Expo Kemayoran, Senin (14/4).
Untuk mewujudkan ekonomi berbasis daya saing, Hatta menekankan pentingnya reformasi struktural di segala bidang. Di bidang industri, langkah pemerintah melarang ekspor mineral mentah per 12 Januari 2014 mulai berbuah. Terbukti dengan adanya peningkatan nilai tambah mineral sekaligus penambahan investasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
Ekspor industri manufaktur mulai menggeser ekspor industri primer. "Ini harus terus berlangsung," ujar Hatta.
Reformasi struktural juga mutlak dilakukan di bidang infrastruktur seperti pembangunan pelabuhan. Kenaikan daya saing infrastruktur terbukti telah mendongkrak daya saing Indonesia di level global dari peringkat 50 ke peringkat 38.
Demikian juga dengan reformasi struktural di bidang pelayanan terpadu dan perizinan. Para bupati, imbau Hatta, perlu mengupayakan agar perizinan dipercepat. "Pangkas perizinan yang bertele-tele. Perizinan yang panjang harus dipotong menjadi lebih sedikit," kata Hatta yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional tersebut.