Kamis 10 Apr 2014 16:24 WIB

BI: Rupiah Melemah Bukan Karena Pemilu

Rep: Satya Festiani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Mata uang Rupiah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Mata uang Rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan rupiah tidak ada kaitannya dengan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014. Pelemahan tersebut, menurut BI, disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai rupiah di pasar valuta asing (valas).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Kamis (10/4), bergerak melemah ke angka Rp 11.342 per dolar AS, melemah 33 poin.

Sebelum pemilu, Selasa (8/4), nilai tukar rupiah dalam kurs tengah BI berada pada Rp 11.309 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, tidak ada kaitan langsung antara pelemahan rupiah dengan Pemilu.

"(Pelemahan rupiah) bukan karen sentimen negatif hasil Pileg. Besok atau lusa bisa saja menguat lagi," ujar Tirta, Kamis (10/4).

Menurut dia, hal utama yang mempengaruhi fluktuasi nilai rupiah di pasar valas adalah supply & demand valas itu sendiri. Menjelang pemilu, aliran dana asing yang masuk (capital inflow) cukup besar, yakni sekitar 5,8 miliar dolar AS.

Selain itu, banyak juga eksportir yang menjual dolar AS di pasar. "Ada atau tidak ada pileg, mekanisme ini tetap valid," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement