Rabu 09 Apr 2014 01:16 WIB

Tiga PR Besar Ekonomi 'Emerging Markets'

Rep: Elba Damhuri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi emerging markets masih mengalami goncangan dan tantangan baik yang datang dari internal maupun eksternal. Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut sedikitnya ada tiga pekerjaan rumah besar negara-negara yang sedang tumbuh ini terkait dengan pemulihan ekonomi.

Pertama, kata Kepala Ekonom IMF Olivier Blanchard, memberikan ruang kepada mata uang masing-masing negara agar bergerak mengikuti fundamentalnya yang berubah. Artinya, nilai tukar uang dibiarkan mengikuti pergerakan pasar tanpa harus menentukan besaran pastinya.

Kedua, IMF menyatakan, emerging markets harus siap menghadapi penyesuaian eksternal, terutama terkait dengan nilai tukar dan kebijakan ekonomi. "Ini akan menjadi langkah serius untuk menciptakan stabilitas ekonomi," kata Olivier di Washington, Selasa (8/4).

Pekerjaan rumah ketiga, IMF menyebut emerging markets harus melakukan reformasi struktural babak baru untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi. Ini meliputi investasi pada infrastruktur publik, penghapusan segala hambatan tarif produk dan jasa, dan menyeimbangkan jarak pertumbuhan khususnya pada investasi dan konsumsi.

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi emerging markets pada 2014 ini mencapai 4,9 persen atau naik 2 persen dari tahun sebelumnya. Pada 2015, IMF mencatat pertumbuhan ekonomi kelompok negara berkembang ini bisa menyentuh 5,3 persen.

Emerging markets berkontribusi hingga dua pertiga dari total ekonomi global. Cina menjadi negara pendorong utama pertumbuhan emerging markets. Indonesia juga berada pada kelompok ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement