Kamis 03 Apr 2014 21:53 WIB

BRI Setor Dividen Rp6,35 Triliun untuk Negara

Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Persero (BRI) menyetorkan dividen sebesar Rp6,35 triliun untuk penerimaan negara 2014 yang berasal dari laba bersih tahun buku 2013.

"Apabila dibandingkan dengan sesama bank BUMN, maka BRI adalah penyumbang dividen terbesar di sektor perbankan. Hal tersebut menyusul kinerja perseroan yang terus membaik sejak 2005," kata Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan kemampuan BRI memberikan manfaat bagi pemegang saham terus meningkat di mana pada 2014, BRI membagikan dividen sebesar Rp6,35 triliun atau sebesar 30 persen dari laba bersih tahun buku 2013.

"Pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2014 beberapa waktu lalu, pemegang saham menetapkan 'dividend pay-out ratio' sebesar 30 persen dari laba bersih BRI Tahun Buku 2013," kata Ali.

Menurut dia, nilai dividen tersebut terus mengalami kenaikan secara signifikan sejak tahun 2010. Pada 2010, dividen BRI sebesar Rp2,29 triliun. Kemudian pada 2011 BRI menyetor dividen sebesar Rp3,01 triliun. Tahun 2012, BRI menyetor dividen sebesar Rp5,55 triliun. Tahun 2014, untuk tahun buku 2013, BRI menyetor dividen sebesar Rp6,35 triliun.

Ia mengatakan dengan setoran sebesar Rp6,35 triliun itu maka dividen yang disetorkan BRI kepada pemerintah menyumbang 15,87 persen dari target penerimaan negara dari dividen BUMN.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan pada APBN 2014 penerimaan dividen BUMN ditargetkan sebesar Rp40 triliun, di mana Rp10,3 triliun diantaranya berasal dari perbankan, sedang sisanya sebesar Rp29,7 triliun dari BUMN nonperbankan.

Menurut Dahlan, target tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dan lebih tinggi dibanding setoran dividen APBN 2013 yang ditetapkan Rp36,5 triliun. Besaran target dividen tersebut memang selaras dengan pencapaian laba dari 140 perusahaan BUMN di Indonesia tahun 2013 yang mampu meraup laba bersih senilai Rp150,7 triliun, melebihi target yang ditetapkan yakni senilai Rp150 triliun. Padahal pencapaian itu diraih justru di tengah ketidakstabilan ekonomi Indonesia pada tahun 2013.

"Kalau ditotal dari semua bank BUMN, maka target dividen itu sudah tercapai, bahkan melebihi, sebab hampir menyentuh Rp15 triliun," jelas Ali.

Sementara itu meski kontribusi dividen BRI kepada negara cukup signifikan, komitmen pemegang saham untuk mengembangkan bisnis BRI justru ikut menguat.

Melalui RUPST beberapa waktu lalu, pemegang saham sepakat menetapkan sebesar 49 persen atau Rp10,37 triliun sebagai laba ditahan dari laba bersih BRI Tahun Buku 2013 yakni sebesar Rp21,16 triliun.

Laba ditahan itu guna memperkuat ekspansi perusahaan utamanya di sektor usaha mikro. Rasio kecukupan modal (CAR) BRI hingga 2013 juga tercatat masih sangat kuat yakni sebesar 16,99 persen, setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement